Jumat, 09 Oktober 2015

Sejarah Kapel dan perkembangan

SEJARAH KAPEL SANTO PAULUS PEDAN DAN PERKEMBANGANNYA
1923 – 1925  : Baptisan Bapak Fransiskus Bordias Partosutedjo dibantis sebagai warga kudus pertama kali dari Pedan, bapak F.B Partosutedjo berdomisili di Pedan tepatnya di daerah Beji. Dan sejak saat itu beliau mengenalkan ajaran agama Katolik di wilayah Pedan.
1928 – 1932 :  Misi perkembangan di Pedan dilaksanakanoleh Pastur Hardjosoewondo, SJ dan katekis Klaten Bapak Suroto yang juga guru SDK, kemudian dilanjutkan Pastor Versteeg bersama katekis Klaten dan umat Pedan yang sudah berjumlah tiga keluarga. Siapa 2 keluarga yang lain?
1934             : 2 Desember secara resmi Jombor menjadi Stasi dari Klaten dengan ditandai adanya baptisan sehanyak 17 orang diantaranya Bapak Wignyosudarmo dengan ketua Stasi Bapak Iskak Nitibroto yang sekaligus  sebagai katekis. Organisasi yang ada saat ini MKI yang dibimbing Bapak Nitibroto dan Romo Harjosuwondo SJ
1950             :  Pedan diasuh oleh Romo Cakrawardaya, Pr Pastor Paroki Wedi dan kemudian muncul Organisasi WKRI dibawah bimbingan Romo Y. Darmoyuwono, Pr.
1951             : menjadi Stasi diketuai Bapak Yitnosudarmo
1956          : Misa pertama di Cawas dipimpin Romo Cakrawardaya Pr yang diikuti lebih dari 15 orang bertempat di rumah Bapak Harjowiyono
1958             :  Baptisan pertama umat di Trucuk sebanyak 28 orang yang berlangsung di Paroki Wedi
1959             : 1 Januari di Kasaran diadakan misa pertama bagi umatnya oleh Romo Leo Sukoto, SJ dilanjutkan  misa dan perayaan Natal di stasi Jombor, pada saat ini ada baptisan 8 orang. Pada saat ini juga Mlese mendapatkan misa pertama oleh Romo P. Poerwahoetomo SJ yang diikuti 50 orang.Dan beberapa bulan selanjutnya diadakan misa Paskah di Kasaran ber-samaan itu terdapat baptisan sebanyak 11 orang , Toko Kondang murah, awalnya sebagai rumah bapak Y. Suparno, dan dibeberapa kali dipakai Misa, bapak. H. Arisman dibabtis dirumah tersebut.
1962             : Pelajaran mulai meluas ke Topeng dan Jayan. Pada saat ini juga Pedan ada baptisan beberapa orang, Ada babtisan beberapa orang yang pada waktu itu Katekisnya bernama bapak Sutarno,
1965             : Pamong wilayah waktu itu bapak Partosutejo diganti oleh bapak Y. Sahro
1966             : Gereja Klaten dipugar dan bahan bangunan dari pemugaran diberikan Jombor untuk membangun Gereja. Pada saat ini juga Jombor mempunyai Gereja dan selanjutnya dilayani Pastur Paroki Delanggu Romo Soeko Soemarto, SJ namun administrasi ikut Paroki Klaten , Poloharjo sebelumnya adalah pabrik gula manis harjo, ditertipkan dan menjadi milik agraria.  
1968             : 27 Oktober Gereja Jombor diberkati oleh Romo Vikjen A. Djajasiswaja Pr, Misa dilaksanakan dijetis dan dan kemudian pindah ke semanu.
1971             : Pada 1 Januari Cawas, Pedan, Trucuk, Jombor dilepas dari Paroki Klaten dan menjadi Paroki  Administratif. Saat itu yang menjadi Romo Paroki Romo Poerwahoetomo SJ namun masih  berdomisili di Delanggu karena Jombor belum mempunyai pasturan dan sebagai Dewan Paroki  Bapak Yitnosudarmo dari Kasaran dan terdiri dari 2 stasi, 5 wilayah :  Cawas, Pedan. Trucuk,  Jombor, Pasungan, Ceper, Mlese.
            Asal Muasal Tanah Gereja :
            Tahap 1 :
            Tahap 2 :
                        Pada tahun tersebut juga diadakan rapat dimana Pedan diwakili oleh Bpk. Ign Sutikno dan Ign Sumarno mengusulkan Pedan mempunyai tempat ibadat sendiri agar tidak terlalu jauh kalau beribadat. Dan melalui rapat tersebut oleh Romo S. Binzler SJ ( Romo Paroki saat itu ) usul Pedan disetujui asal Umat menyediakan 25% dari anggaran yang diperlukan. Setelah usulan pendirian rumah ibadat disetujui dibentuklah Panitia Pembangunan Gereja, dan sebagai ketua Panitia adalah Bpk. H. Arisman Adiseputro, sedang perencananya Ir.G. Hariyanto ( Dosen UGM ). Setelah anggaran dibuat lalu disetujui oleh pihak DPU sebesar Rp. 2.589.300,-. Dari anggaran yang sudah tersusun, umat Pedan harus menyediakan Rp. 647.325,- ( senilai 25% dari total anggaran yang diperlukan ). Lalu proses pengumpulan material segera dilaksanakan dimana beberapa umat menyumbang apa yang bisa disumbangkan ( batu bata, semen, genteng, tegel, pohon kelapa dll) yang dikenal dengan istilah “cuwil hasil”.
                        Pada tanggal .......tahun 1974, akhirnya gereja mungil berukuran 27 x 9 meter diberkati oleh Romo S. BinzlerSJ sendiri dengan disaksikan oleh pejabat – pejabat setempat, tokoh masyarakatn dan juga pastor, biarawan / biarawati yang berasal dari Pedan dan dari Kabupaten Klaten beserta umat yang  melimpah ruah dengan hasil yang berbunga. Dan gereja mungil tersebut diberi berkati dengan nama Santo Pelindung Santo Paulus.
1975             : Romo FX. Martowiryono MSF menjadi pastur di Jombor
1978             : Pedan mulai menggunakan pamong sabdo ( prodiakon ), dan yang pertama menjadi pamong adalah bapak Arisman. 
1979             : Babtisan 11 Orang

1981 : Romo FX. Martowiryono MSF pindah dan digantikan Romo Y. Winarto Pr. Pedan mengajukan proposal kepada u mat – umat katolik yang dijakarta.  Bapak Agustinus Karno member sumbangan uang senilai sekitar Rp. 6.000.000 untuk membuat kursi gereja tengah saat ini.
1982             : SMP Theresia membentuk Yasasan Theresia atas bantuan Suster-suster FMM untuk pengadaan tanah dan gedungnya. Pada saat ini juga Ceper membangun Kapel diatas tanah seluas 200 m2 milik  Bapak Suranto Pengadaan tanah 680meter sebalah timur gereja saat ini atas nama PGPN. ( narasumber : bapak Alex Sugianto )
1983             : Kapel Ceper selesai dibangun dan pada 30 Desember pemberkatan Kapel Ceper oleh Romo Y. Winarto Pr
1985             : Romo Y. Winarto Pr pindah dan digantikan Romo St. Gitowiratmo Pr, pada tahun ini juga diadakan perluasan Gereja Jombor
1986             : Perluasan Gereja Jombor selesai dan diberkati oleh Uskup Mgr. J. Darmaatmadja, SJ


Perayaan Paskah 1986
1987             : Romo St. Gitowiratmo, Pr diganti oleh Romo St. Heruyanto, Pr dan diadakan rehabilitasi ruang tamu pasturan dan pembuatan MCK di  ha1aman gereja sebelah timur dan perbaikan Altar.
1991             : Pada bulan Juni Romo St. Heruyanto, Pr diganti oleh Romo T. Wadji, Pr hingga 1995. Pada masa  ini karena halaman gereja sering tergenang air maka halaman gereja ditinggikan dengan paving block serta pembuatan Gua Maria di belakang pasturan. Pada Tahun ini juga Romo T. Wadji Pr digantikan Romo P. Susanto, Pr
1996             : Bulan Agustus, Romo P. Susanto, Pr digantikan Romo YS. Sunu Siswaya, Pr sampai tahun
1997             : Pembangunan Aula Gereja Santo Paulus mulai dilaksanakan dan berlangsung sampai dengan tahun 1999
Proses Pembangunan Aula Kapel Santo Paulus Pedan

1998            : Pedan diberi hibah tanah oleh bapak . Siswo Sukarto seluas 260meter.
1999        : Pembangunan Aula Gereja Santo Paulus Pedan selesai dan diberkati oleh Romo Fransiscus Asisi Suntoro Pr. Pada 26 Juni 1999
2002             : Lingkungan Gereja Santo Paulus Pedan dibuat pagar untuk keamanan gereja
2010             : pada Desember 2009 umat pedan mendapat bantuann dana sebesar €2.000 ( sekitar Rp. 12.000.00 ) dan menindak lanjuti bantuan tersebut, umat pedan sepakat untuk menggunakannya sebagai modal dasar untuk pembangunan gereja. Pembangunan yang dipilih memundurkan Altar, pembuatan sankristi, perbaikan kamar mandi dan pembuatan kamar dahar untuk pastor. Proses pembangunan dimulai 23 Januari 2010 sampai 24 Agustus 2010 dan 27 Agustus pembangunan selesai selesai pada 28 Agustus 2010 dan diberkati oleh Romo Robertus Budi Haryana Pr.
                        Tanah hibah dari siswo ditarik oelh cucu nya kemudian diganti uang senilai 10juta, diserahkan kepada Rm. Budi. 2012 : Pada 4 Maret 2012 dimulai pembangunan teras Gereja dengan mengecor atap teras gereja dan selesai pada tanggal 5 April 2012 tepat pada perayaan Kamis Putih

2014             :  Pembelian tanah diseberang Kapel seluas 300m2, dengan harga Rp. 1.500.000,- / m dengan sebagian dana pinjaman dari KAS

4 komentar: